Sabtu, 26 November 2011

Penghijauan bukan sekedar menanam pohon



Akhir bulan lalu pemerintah meluncurkan gerakan menanam 1 milyar pohon dalam bungkus Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tahun 2011. Sebuah gerakan yang sangat mulia untuk kelangsungan hidup manusia.


Menurut data dari Walhi, setiap tahun 140 ribu ha hutan di Indonesia mengalami kerusakan, sedangkan kemampuan merehabilitasinya setahun hanya 25-30 ribu ha per tahun. Kalo itu terus berlangsung cepat atau lambat bakal habis hutan indonesia.

Memperhatikan hal di atas jadi ingat cerita seorang teman yang perusahaannya menerima bantuan sekitar seribu sampai dua ribu pohon dua tahun yang lalu untuk ditanam di wilayah yang dikelolanya. ” Wah enak dong dapat pohon gratis, gak keluar duit” kata saya. Secara tak terduga dia menjawab “enak apaan, malah nyusahin, dia yumbang keluar duit dikit dapat nama sebagai pelestari lingkungan, sedangkan kita (perusahaannya) harus keluar duit lebih banyak buat nanam dan merawatnya supaya tetap hidup tapi harumnya tidak seperti si penyumbang…”

Loh kok bisa? kalo di itung itung memang benar kata teman saya, satu batang bibit pohon untuk penghijauan harganya berkisar Rp. 5.000 – 25.000,- tergantung tinggi batang pohon. Kalo nyumbang seribu pohon keluar duitnya sekitar 50 juta sampai 250 juta. Sedangkan ongkos menanam pohon plus pupuk dan penyiraman selama setahun bisa lebih dari dua kali lipat harga bibitnya. Itu juga tidak menjamin pohon yang ditanam hidup semua.

Pantas, ketika tempat kerjaku mengadakan kegiatan penanaman pohon, untuk menjaganya supaya tetap hidup diadakan kontes merawat pohon. Siapa yang pohonnya bisa tumbuh paling cepat dalam waktu setahun mendapat hadiah berupa tabungan senilai satu juta rupiah. Termotivasi untuk mendapat hadiah, setiap berangkat dan pulang kantor teman-teman beramai ramai menyiraminya agar tetap hidup.

Dengan cara yang hampir sama dilakukan juga oleh Bank BNI. Setiap nasabah KPR BNI akan mendapat bibit pohon buah untuk ditanam di pekarangan rumah. Pada saat pelunasan KPR akan dilihat tanamannya masih tumpuh atau tidak. Buat yang tanamannya masih ada akan diganjar sebuah televisi.

PT. Djarum Indonesia, sepertinya juga paham soal pentingnya perawatan. Jika kita melitasi pantura terutama sepanjang Semarang Kudus pada jam tertentu terlihat truk tangki yang disiapkan khusus untuk menyiram pohon trembesi yang mereka tanam dalam program CSR Djarum Trees for life.

Saya tidak tahu berapa perusahaan yang sadar akan hal itu dan melakukan terobosan seperti di tempat saya bekerja, Bank BNI ataupun Djarum agar pohon yang ditanam tidak sia-sia. Saya berharap mudah-mudahan semuanya seperti itu.

Nyambung dengan gerakan nasional menanam 1 milyar pohon, betapa akan sia sianya gerakan itu jika tidak didukung oleh perawatan pasca penanaman. walaupun ditanam saat awal musim hujan tiba tidak menjadi jaminan pohon yang ditanam akan bertahan saat musim kemarau. Uang milyaran rupiah yang dikeluarkan untuk membeli bibit pohon bisa menjadi sia-sia.

Penghijauan memang bukan sekedar menanam pohon, lebih penting dari itu dibutuhkan komitmen untuk memeliharanya sampai tumbuh besar berapapun biayanya dan jauh lebih penting dari semua itu adalah menjaga pohon yang telah tumbuh agar tidak ditebang. Jika tidak akan sia-sia saja…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar